Apa itu SITH-R ITB?




Kali ini yang akan dibahas adalah salah satu fakultas yang ada kaitannya dengan biologi. Namun lebih kearah rekayasanya. Bisa dikatakan kalo jurusan-jurusan yang ada di fakultas ini adalah biologi yang agak teknik. Fakultas tersebut adalah SITH-R.

Sebelumnya gua kasih pemahaman dulu bahwa gua ga begitu tau tentang gimana kebiasaan maupun kegiatan akademik di SITH-R ini. Jadi kalo salah ada baiknya diralat atau bahasa gaulnya CMIIW.


Apa itu SITH-R ITB?

SITH-R adalah singkatan dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Rekayasa. Ada empat jurusan di fakultas ini yakni Rekayasa Hayati, Rekayasa Pertanian, Rekayasa Kehutanan, dan Teknologi Pasca Panen. Semua jurusan yang ada di fakultas ini nantinya akan berkuliah di ITB Jatinangor (setelah masa TPB).

Alasan jurusan-jurusan tersebut berkegiatan di ITB Jatinangor sebab disana memang sudah dirancang sebagai laboratorium terbuka. Sehingga proses perkuliahan dapat berjalan dengan lancar tanpa perlu bolak-balik Bandung-  Jatinangor.

Karena merupakan jurusan-jurusan relatif baru, sehingga akreditasi 3 dari 4 jurusan ini belum seperti jurusan lama yang ada di ITB. Hanya jurusan Rekayasa Hayati yang sudah terakreditasi A. Namun seiring berjalannya waktu pasti akreditasi tersebut dapat meningkat pesat.

First Impression

Mohon maaf sekali buat SITH-R ini gua kayanya sama kurang memperhatikan. Padahal ada kakak kelas SMA gua di jurusan Rekayasa Kehutanan hehe.

Lanjut jurusan aja yak, daripada salah ngomong.

Jurusan


1. Rekayasa Hayati (Bio-engineering)

Rekayasa Hayati (Bio-engineering) merupakan interdisiplin llmu Kehayatan (Bio-sciences) dan Teknik (Engineering) yang diaplikasikan dalam perekayasaan berbasis biosistem untuk meningkatkan efisiensi fungsi dan manfaat biosistem untuk bioindustri. Perekayasaan disini mencakup pengertian, seperti perekayasaan proses biologis, pengoperasian agen hayati terekayasa, pembuatan peralatan baru berbasis biosistem atau teknologi untuk pengembangan biomaterial. Bio-ensineering dapat diaplikasikan dalam perekayasaan sistem produksi untuk pengembangan industri bio-produk.

Sebagai upaya revitalisasi industri Indonesia saat ini giat dikembangkan industri berbasis SDH. Salah satu industri bioproduk penting di Indonesia adalah produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai upaya pemanfaatan energi alternatif. Dalam pengembangan bioindustri produk nabati, baik BBN atau bioproduk lainnya, akan dibutuhkan Sarjana Rekayasa Hayati (Bio-engineers) yang memiliki latar belakang bidang llmu Kehayatan dan Teknik serta mampu mengoptimalkan efisiensi produksi melalui perekayasaan berbasis biosistem. Bio-engineers yang dibutuhkan harus memahami bahwa agen tumbuhan merupakan "mesin produksi" dan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem produksi.

Program Studi (Prodi) Sarjana Rekayasa Hayati ITB tidak saja dapat menjembatani bidang ilmu Teknik dan Kehayatan, tapi juga dapat menjawab kebutuhan masyarakat akan Sarjana Rekayasa Hayati (Bio-engineers) yang mampu mengaplikasikan dasar-dasar llmu Teknik dalam pengembangan industri bioproduk dengan penekanan pada produk nabati.

Perkuliahan Program Studi Rekayasa Hayati akan dilaksanakan di dua kampus ITB, yaitu di kampus Ganesa (jl. Ganesa no. 10 Bandung) dan kampus Jatinangor (jl. Winaya Mukti no. 1 Jatinangor).

Prospek Kerja

Perkembangan llmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang pesat selama beberapa dekade terakhir ini, dalam bidang pertanian, kesehatan, industri obat-obatan, makanan - pakan, menuntut pengembangan tahap hilir untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas agen hayati dalam skala industri. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan penguasaan ilmu teknik yang terkait terutama dalam perancangan sistem produksi massal, perhitungan struktur, mekanisasi, labor/SDM dan teknologi proses hilir. Karena itu, diperlukan Sarjana Rekayasa Hayati (Bio-engineers) dengan kompetensi khusus dalam perekayasaan berbasis sistem hayati. Bio-engineers sangat dibutuhkan dalam perancangan sistem dan produksi massal dari biomaterial dan bioproduk, seperti misalnya enzim, therapeutic proteins, senyawa bioaktif, bioenergi, biomembran atau biodegradable plastics.

2. Rekayasa Pertanian (Peminatan)

Sebagai negara tropis, Indonesia dikaruniai keanekaragaman hayati yang tinggi serta energi matahari dan curah hujan yang berlimpah sepanjang tahun. Kondisi alam tropis tersebut memungkinkan pertanian di Indonesia untuk berproduksi sepanjang tahun dengan komoditas yang beragam serta menggunakan masukan energi yang lebih rendah (less energy input) dibandingkan dengan pertanian negara temperata. Tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah mengembangkan sebuah sistem pertanian yang bertumpu pada kekuatan alam tropis untuk untuk menghasilkan produk pertanian yang beragam dengan efisiensi energi, materi dan ekonomi yang tinggi tanpa mencemari lingkungan serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat secara umum.

Untuk menjawab tantangan tersebut, ITB melalui Program Studi Sarjana Rekayasa Pertanian pada Sekolah llmu dan Teknologi Hayati (SITH) berkomitmen untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh serta memiliki kompetensi teknis unggul untuk mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan (dengan Jawa Barat sebagai model) dalam rangka mencapai swasembada kebutuhan pokok dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Jawa Barat dan Indonesia umumnya).
Sektor pertanian di Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang tangguh serta memiliki kompetensi teknis yang unggul untuk berkontribusi pada pembangunan pertanian Indonesia. Sumber daya manusia yang di bentuk akan mampu men|awab isu isu nasional yang terkait dengan teknik produksi biomasa pertanian yaitu peningkatan produktivitas, pencapaian kualitas, keandalan praktis, dan keberlanjutan.

Rekayasa Pertanian ITB merupakan program studi yang dibangun dengan landasan sains hayati yang kuat dan mengkombinasikan ilmu-ilmu pertanan konvensional dengan; prinsip-prinsip rekayasa biosistem. Prinsip-prinsip rekayasa biosistem diaplikasikan untuk membangun dan mengelola sistem pertanian untuk mencapai efisiensi energi, materi dan ekonomi yang optimal.

Perkuliahan Program Studi Rekayasa Pertanian akan dilaksanakan di dua kampus ITB, yaitu di kampus Ganesa (jl. Ganesa no. 10 Bandung) dan kampus Jatinangor (jl. Winaya Mukti no. 1 Jatinangor).

Prospek Kerja

Kebutuhan tenaga kerja bidang pertanian didasarkan pada identifikasi bidang bidang yang memerlukan sumber daya manusia (SDM) bidang pertanian diantaranya (1) Wiraswasta (petani profesional); (2) Tenaga ahli pertanian pada lembaga pemerintah; (3) Tenaga ahli pertanian pada industri pertanian dan perkebunan; (4) Lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lain lain.

3. Rekayasa Kehutanan (Peminatan)

Hutan merupakan sumber daya hayati penting bagi Indonesia mengingat perannya dalam menyediakan berbagai produk hutan, baik kayu maupun non-kayu, serta jasa lingkungan. Kawasan hutan membentuk lebih dari 70% luas daratan Indonesia dan mencapai lebih dari 130 juta hektar. Kelestarian hutan Indonesia saat ini terancam oleh tingginya laju deforestasi dan degradasi lahan.

Pembangunan kehutanan Jawa Barat, merupakan bagian dari pembangunan nasional. Luas hutan di Jawa Barat hanya tertinggal 19% dari 21,3%. Diharapkan pada masa yang akan datang, luasan hutan di Jawa Barat dapat ditingkatkan melalui program-program rehabilitasi yang telah dan akan direncanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Untuk mendukung program-program tersebut diperlukan sumber daya manusia, terutama yang berasal dari daerah Jawa Barat salah satunya melalui pendidikan di Program Studi Rekayasa Biosistem Kehutanan

Rekayasa Kehutanan (Forestry Engineering) merupakan interdisiplin ilmu kehutanan (Forestry Science) dan Teknik (Engineering) yang diaplikasikan dalam perekayasaan berbasis bioproses serta biosistem untuk menjaga kelestarian hutan,memanipulasi hutan agar pemanfaatannya berkelanjutan, dan membangun/ mengkonstruksi hutan-hutan baru. Pendidikan dalam rekayasa kehutanan mengutamakan cara pandang holistik yang menempatkan hutan sebagai ekosistem yang harus dipelajari dalam konteks keterkaitannyadengan berbagai aspek lingkungan, ekonomi dan sosial-masyarakat.

Kompetensi teknis utama rekayasa kehutanan diarahkan untukmenjaga, memanipulasi dan membangun hutan menggunakan prisip-prinsip rekayasa untuk mencapai efisiensi energi dan materi yang optimal serta mengaplikasikan berbagai teknologi yang tersedia untuk membangun dan mengelola hutan.

Perkuliahan Program Studi Rekayasa Kehutanan akan dilaksanakan di dua kampus ITB, yaitu di kampus Ganesa (jl. Ganesa no. 10 Bandung) dan kampus Jatinangor (jl. Winaya Mukti no. 1 Jatinangor).

Prospek Kerja

Kebutuhan tenaga kerja bidang kehutanan didasarkan pada identifikasi bidang-bidang yang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) bidang kehutanan diantaranya (1) Industri kehutanan; (2) Pengelolaan hutan pada instansi pemerintah dan swasta; (3) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Non-Pemerintah (Non-Government Organization/NGO); (4) Wiraswasta kehutanan dan profesi lain.

4. Teknologi Pasca Panen (Peminatan)

Permasalahan utama penyediaan komoditas bahan kebutuhan pokok di Indonesia terutama bersumber pada tingginya kehilangan hasil pasca panen, yang disebabkan oleh penanganan hasil panen yang tidak sesuai serta iklim yang tidak menentu. Kehilangan pasca panen ini bukan saja menjadi masalah di Indonesia, namun sudah menjadi masalah di negara-negara lain, walaupun dengan tingkat kehilangan yang berbeda-beda. Dengan demikian dibutuhkan suatu konsep yang dapat melengkapi bidang-bidang studi pertanian dari sisi approach, knowledge, dan technical skill, sehingga dapat bersinergi untuk mengatasi masalah-masalah kehilangan hasil panen tersebut, terutama untuk kondisi iklim tropis yang sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini dan masa yang akan datang.

Teknologi Pasca Panen merupakan interdisiplin ilmu-ilmu pertanian dan kehutanana serta Teknik (Engineering) yang diaplikasikan dalam perekayasaan berbasis bioproses serta biosistem yang dijabarkan dalam 10 konsep, yaitu Pembanguna yang berkelanjutan, Bioregional, Keanekaragaman Hayati, Pengelolaan Lingkungan, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Pertanian Terpadu, Agribisnis, Ekologi Manusia, Siklus Biogeokimiawi, dan Entropi.

Kompetensi teknis utama Teknologi Pasca Panen diarahkan untuk memproses, menjaga, memanipulasi dan memaksimalkan hasil panen dengan menggunakan prisip-prinsip rekayasa untuk mencapai efisiensi energi dan materi yang optimal serta mengaplikasikan berbagai teknologi yang tersedia.

Perkuliahan Program Studi Teknologi Pasca Panen akan dilaksanakan di dua kampus ITB, yaitu di kampus Ganesa (jl. Ganesa no. 10 Bandung) dan kampus Jatinangor (jl. Winaya Mukti no. 1 Jatinangor).

Prospek Kerja

Kebutuhan keahlian tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) untuk:
- Industri Pertanian, industri perkebunan .
- Industri Peternakan.
- Industri kesehatan dan farmasi.
- Pasar Modern.
- Industri Benih.
- Inovator peralatan pertanian dan pengolahan hasil pertanian
- Instansi pemerintah
- Institusi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peneliti dan tenaga pengajar.

sumber: usm.itb.ac.id


Oiya untuk perihal prospek kerja ini kan yang buat karyawan prodi jadi wajar kalo ada yang lengkap dan tidak. Mungkin ada yang menganggap prospek kerja cukup umum dan ada yang sedetil mungkin. Jangan khawatir karena prospek kerja itu luas.



4 komentar:

  1. Kuliah sith r itu di ganesha dulu atau di jatinangor dulu? Berapa tahun masing2 bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. TPB di ganesha (1 th), sisanya di jatinangor

      Hapus
  2. kak, apakah prospek kerja di jurusan jurusan ini terjamin gk ya ? karena menruut saya jurusan ini kurang diperhatikan di Indonesia. mohon pencerahannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang kalo kita liat sekarang ini agak susah untuk dapat yang sesuai sm jurusannya. Tapi kalo prospeknya ada kok. Masalah terjamin mah susah sekarang hehe. Bukan hal tabu lagi kerja ga sesuai sama jurusan.

      Hapus