OSKM, Pengenalan Kampus Paling Awal di ITB


OSKM, buat yang belum tahu OSKM bisa langsung baca di link berikut:
http://myitbadventure.blogspot.com/2017/06/apa-itu-oskm-atau-integrasi-itb.html

Hal yang pertama kali tergambarkan dipikiran saat mendengar kata-kata OSKM adalah keseruan dan kegembiraan. Gua yang masuk ke FTTM ini seorang diri, tanpa mengenal siapapun pada awalnya. Ikut gathering dan sksd dengan mahasiswa lain dari daerah Jakarta menjadi alat untuk gua bersosialisasi.

Beberapa hari sebelum perkuliahan dimulai, OSKM digelar menyambut mahasiswa baru untuk berkumpul dengan banyak mahasiswa di fakultas lain yang mungkin belum saling mengenal dan sebagai sarana orientasi tentang kampus ITB. Wah, bakal nambah banyak teman nih sepertinya. Dan benar saja, sebanyak 15-20 mahasiswa baru dikumpulkan dalam satu kelompok.

Gua dapat di kelompok 36, terdiri dari berbagai macam fakultas. Dan terdapat 3 orang mentor, namun hanya 2 orang yang sering datang. Awal perkenalan rasanya canggung, sksd adalah hal yang wajib. Hari terus berjalan, dan kami menjadi agak dekat.

Saya kira cukup kata-kata klise yang sepertinya indah itu ya wkwk. Mungkin kalian akan merasa kenal saat masih satu kelompok, tapi kalo udah mulai kuliah masing-masing waduh jangan kaget kalo dilupain. Ya, ini terjadi pada gua pribadi. Dari belasan orang yang satu kelompok sama gua, hanya 5 orang yang sampai saat ini nyapa kalo ketemu. Wajar aja gua yang belum punya banyak temen pasti inget mereka. Sedangkan mereka yang teman SMA atau lesnya sudah banyak pasti lupa. Tapi nikmatin aja ya, memang seperti itulah adanya.

Tapi memang saat menjalani OSKM itu rasanya senang dan bermanfaat, hanya saja yang mau gua tekankan disini adalah kalian harus siap dengan kenyataan yang pasti akan kalian lalui. Maaf banget gua gabisa nyeritain ngapain aja waktu OSKM. Jujur gua lupa pastinya ngapain aja waktu OSKM. Yang jelas ada seminar, pemberian materi, pengenalan massa kampus, dan penutupan. Mungkin lebih lengkapnya ada di artikel yang linknya udah gua bikin diatas.

Oiya ada beberapa hal menarik nih tentang OSKM. Gua kasih tau aja biar ga kaget.

  • 1. Pada saat pemberian materi, jangan kaget kalo materinya lebih condong ke kaderisasi daripada pengetahuan saintek. Karena kaderisasi adalah budaya kampus.
  • 2. ‎Akan ada yang namanya lorong massa, kalian akan disambut dengan meriah. Ya meriah sebagai anak kaderan. Jangan kaget kalo ga sesuai ekspektasi hehe.
  • 3. ‎Ada sesi yang namanya interfak (interaksi fakultas). Pada sesi ini kalian akan dikumpulkan menjadi satu fakultas di beberapa tempat, flow interaksi ini bisa dari 0 (ketawa-ketiwi) - 100 (disuruh mikir dan pressure dimana2) tergantung metode fakultasnya.
  • 4. ‎Biasanya ada surprise saat sedang berkumpul di lapangan saraga, kalo jaman gua dulu pak rektor turun ke lapangan pake helikopter.
  • 5. ‎Saat pagi berkumpul di lapangan saraga akan ada pengecekan spek. Siapkan spek dengan lengkap, bukan tidak mungkin hal yang aneh-aneh bisa jadi spek.


0 komentar:

Gathering Kedua FTTM ITB 2015


Kita mundur sedikit ke gathering kedua FTTM ITB 2015. Harusnya cerita ini gua post sebelum ssdk. Eh tapi kelupaan saking banyaknya cerita.

Nah jadi perbedaan antara gathering 1 dan 2 ini yang paling utama adalah karena gathering ini dihadiri oleh mahasiswa yang masuk lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN. Gathering kedua ini dilaksanakan setelah sesi daftar ulang berakhir. Sehingga dari Sabuga kami langsung menuju GSG (Gedung Serba Guna) Salman ITB.

Pada saat gathering ini sudah mulai terlihat kubu-kubu alias kumpul per daerah. Jadi gua dan temen-temen yang dari Jakarta berkumpul di barisan paling belakang. Sebelumnya gua sudah mengenal terlebih dahulu sehingga lebih akrab. Dan kami pun mulai berkenalan dengan anak-anak SBMPTN yang gua belum kenal sebelumnya.

Jujur dari segi acara, gua rasa agak kurang menarik. Sehingga kami pada saat acara hanya sibuk berkenalan dan mengobrol satu sama lain. Apa cuma karena gua yang males liat kedepan ya wkwk.

Kurang lebih cuma gitu aja yang gua inget, yang penting dengan adanya gathering kedua ini makin mendekatkan kami sebagai FTTM sebagai satu angkatan.

Dan satu tahun kedepan kami akan bersama-sama menjalani masa TPB dan kegiatan-kegiatan lainnya.

0 komentar:

Pindah Jurusan di ITB


Kali ini gua mau bahas tentang pindah jurusan di ITB. Kenapa gua bahas hal ini? Sebab dari hasil observasi gua dapat disimpulkan bahwa masih banyak orang luar yang belum tau tentang pindah jurusan ini.

Tapi ada tapinya, gua akan menjelaskan pindah jurusan ini dengan singkat atau secara umum. Sebab gua sendiri belum pernah bertanya langsung mengenai mekanismenya. Tapi seenggaknya gua berharap setelah membaca tulisan ini kalian dapat berpikir matang-matang sebelum memilih jurusan.

So, kita langsung aja ke topik utama.

Setiap orang pasti dapat berubah-ubah pikirannya dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut menyebabkan pengambilan suatu keputusan haruslah berhati-hati. Salah satu contoh konkritnya adalah mengenai pindah jurusan ini. Walaupun sebenernya banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang pindah jurusan.

Untuk di ITB sendiri, pindah jurusan bukanlah hal yang lazim. Mengapa?? Syarat-syarat mengenai pindah jurusan sangatlah sulit.

Beberapa syarat yang gua ketahui, CMIIW:

  • - IP minimal 3,75 (atau 3,7 ya?) tiap semester (kemungkinan mungkin beda tiap jurusan
  • - Sudah menjalani kuliah lebih dari 1 tahun (atau malah lebih dari 2 tahun ya?)
  • - Wajib mengikuti tes dari jurusan yang dituju, penilaian dari prodi tujuan
  • - Mendapat persetujuan dari prodi awal dan yang dituju

Nah buat masalah mahasiswa yang pindah jurusan, gua cuma pernah denger 2x di FTTM. Yaitu anak angkatan gua yang pindah ke prodi Matematika. Satu orang dari T. Perminyakan dan ga diterima, satu lagi dari T. Metalurgi dan diterima. Yang gua denger, anak minyak tersebut sebenernya bisa ngejawab semua soal yang diberikan. Tapi alasan dari penguji adalah kurang lebih seperti ini: "jawaban kamu pola pikir anak teknik, bukan sains".

Dari syarat IP aja, orang-orang seperti gua rasanya ga mungkin buat pindah jurusan. Butuh motivasi dan kemauan ekstra buat konsisten seperti itu. Kenapa dibuat sulit? Gua sendiri gatau kenapa, yang jelas satu hanya satu hal yang perlu kalian camkan mengenai S1 di ITB.
"Kesempatan kuliah di ITB hanya sekali seumur hidup".

Nah gua ada saran nih buat kalian yang pengen masuk ITB tapi bingung mau jurusan apa.

1. Pilih jurusan yang diinginkan


Nah, kenapa gua bilang yang diinginkan? Bukan hobi?

Karena keinginan dan hobi itu ga harus sama. Misal gua pengen kerja di tambang, terus suatu saat gua suntuk. Nah ya gua lakukan hobi gua misalnya mancing. Ya walaupun gaada salahnya kalo milih jurusan yang sesuai sama hobi sih.


2. Lakukan identifikasi tentang jurusan


Nah ini juga penting, sebelum milih jurusan coba identifikasi dulu jurusan tersebut. Bisa dilakukan dengan cek apa aja matkulnya, prospek kerjanya, kegiatan organisasinya, alumninya dan lain-lain.

3. Jangan ikut-ikutan


Hal ini biasanya sering terjadi, ikut-ikutan bukanlah hal yang bagus buat masa depan kalian. Beranikan diri untuk mencari pengalaman baru, jangan sama yang itu-itu terus. Bahayanya, kalau teman kalian merasa cocok. Tapi kalian terpincang-pincang karena ga cocok.


Segitu aja yang bisa gua sampaikan, kalo ada pertanyaan silakan tulis di kolom komentar. Terimakasih!

4 komentar:

Perjalanan Hidupku - SMP (Part 2)


Oke bos-bos, kali ini gua mau lanjut cerita tentang pengalaman gua waktu SMP. Melanjutkan cerita kemarin dimana gua akan pindah.

Beberapa hari saat persiapan kepindahan ayah gua masih bingung milih di UI atau UGM. Sebab beasiswanya itu ada 2 pilihan. Dan pada akhirnya ayah gua memilih di UGM. Sekalian rehat dari kerjaan katanya, cari suasana yang tenang.

Nah setelah masalah kebingungan ayah gua selesai, sekarang masalah ada di gua. Dimana gua lanjut sekolah?

Orang tua gua pun mengatakan bahwa gua akan melanjutkan sekolah di Bandung dan tinggal bersama nenek. Sampai akhirnya setelah kami pindah, sementara tinggal di Bandung karena kami tidak punya tempat tinggal pribadi.

Setelah pikir-pikir panjang akhirnya ortu memutuskan gua ikut ke Yogyakarta. Dan gua pun manut (ngikut) aja, apalagi pilihan sama ortu pasti lebih nyaman dibanding nenek.

Ya, petualangan baru lagi. Gua harus mulai semuanya dari awal lagi. Pertama kali ke Yogyakarta kami mengontrak rumah terlebih dahulu sembari mencari lokasi rumah yang nyaman. Saat itu dapat di daerah Jalan Raya Tajem. Kalo sering ke stadion Maguwoharjo pasti tau.

Oiya ada yang lupa gua ceritakan, yaitu ibu gua sedang hamil saat kami pindah dari Jayapura ke Yogyakarta. Dan saat beli tiket pesawat pun ayah gua melobi supaya ibu gua bisa ikut. Sebab ibu hamil tidak disarankan untuk perjalanan pesawat. Alhamdulillah gaada masalah apapun yang ibu gua alami. Dan adek ke-2 gua lahir bulan September 2009.

Lanjut lagi, saat di Jogja itu gua belum mendapatkan sekolah. Gua daftar di SMP negeri sekitar dan gaada yang mau nerima. Hmm. Alasan mereka adalah rapor gua belum ada, yaiyalah wkwk.

Untungnya si pemilik kontrakan ini mantan kepala sekolah di SMP Muhammadiyah. Dan oleh dia disarankan ke ayah gua agar dimasukkan ke SMP Muhammadiyah 3 Depok (depok, sleman ya ini).

Akhirnya setelah cukup lama menanti, gua dapat SMP. Sekolahnya cukup jauh, sekitar 8 km dari rumah. Tiap pagi gua diantar sampai tempat ngetem bus, di lotte ringroad utara. Lalu naik bus a3 atau d6 sampai ke jalan gejayan.

Disekolah ini, gua Alhamdulillah peringkat 1 atau 2 tiap semesternya. Ya walaupun pertama kalinya masuk sekolah Islam, untungnya gua bisa bertahan. Memulai sekolah dari awal tahun adalah sebuah kebahagiaan menurut gua. Karena kali ini, gua bener-bener punya teman yang masih ingat sama gua.

Jadi murid pindahan ga gampang, awal masuk logat gua masih ke-Papuaan ternyata wkwk. Sering lah diejek sumber air sudekat (kebetulan hype-nya lagi tinggi tuh). Dan kelas gua isinya anak-anak rada bandel gitu lah. Biasa mereka ajarin gua nyebut bahasa kasar tapi gua ogah lah wkwk. Udah berapa kali pindah selalu gitu pasti diajarinnya bahasa ga bener mulu jadi gua udah nebak walau gatau artinya.

Tapi mereka baik sama gua, untungnya gua pendiem dan ga banyak gaya. Jadi mereka juga ga ngebully gua. Terus gua kebetulan kadang ngebantu yang bandel-bandel ujian. Jadi mereka tetep bisa lulus, biasanya kalo minta jawaban pasti ada yang gua salahin jawabannya. Maaf ya kalo ada temen SMP yang baca tulisan gua ini wkwk.

Lalu sejak kelas 7 semester 2 gua jadi anak warnet atau gamenet lebih tepatnya. Pertama kali dikenalin sama PB. Lumayan kacau lah dulu gua gara-gara main game ini. Tapi akademik tetap aman hehe.

Mungkin kalo boleh gua rangkum kelas 7 ini adalah kelas bandel, gua minoritas jelas wkwk. Kelas 8 lebih ke kelas main, sering diajakin temen buat main kemana-mana. Dan kelas 9 kebetulan kelasnya digabung yang akademik grade A sampai grade lainnya. Sehingga kelas 9 ini paling alim tapi gua juga tengah-tengah lah wkwk. Dan mulai cukup vokal di kelas.

Banyak lah cerita gua disini, secara tiga tahun ga kepotong-potong kan. Semua genre ada pengalaman gua disini. Cuma jangan gua ceritain dah, banyak yang privasi juga waktu SMP hehe. Gabakal gua lupain lah SMP yang satu ini.

Oiya gua lupa, sekitar 1 tahun ngontrak akhirnya ortu beli rumah di daerah Tridadi. Pindah lagi tuh. Deket stadion Tridadi. Jadi sejak kelas 8 semester 2 gua juga diantar sampai terminal Jombor, baru naik bus sampai ke SMP di jalan Gejayan. Kalo gua gasalah jaraknya lebih jauh lagi daripada dari tempat lama.

Sempet gua ikut test buat pindah ke SMP 1 Sleman, salah satu SMP terbaik se-DIY. Tapi ga lolos, susah coy tesnya mana pake bahasa Inggris soalnya wkwk. Tapi adek pertama gua SMP disini cuy waktu gua SMA, pinter emang sih dia.

Mari kita skip langsung ke nilai UN, oiya saat tryout nilai gua mulai dari nem 29 di awal sampai akhir tryout nem 35. Wajarlah, makin lama pasti makin berkembang pemikiran orang. Dan saat kelulusan Alhamdulillah gua jadi lulusan terbaik. Walaupun NEM gua sama kaya temen gua sekelas yaitu 37,10.

NEM yang sebenernya dibawah ekspektasi gua, tapi ya terima ajalah hasilnya. Dan menurut gua sih masih ga jelek-jelek amat. Setelah lulus, gua pun melanjutkan lagi ke SMA di Jogja.

Menurut kalian nilai gua cukup kah untuk masuk sekolah favorit???

Yaudah untuk pengalaman SMA gua cukupkan sampai disini, sebenernya banyak banget yang bisa gua ceritain tapi kurang bermanfaat kalo gua post disini. Mungkin segitu dulu ya, semoga bermanfaat!

1 komentar:

Perjalanan Hidupku - SMP (Part 1)


Balik lagi kali ini gua mau ngelanjutin cerita gua kemarin nih. Kali ini gua ganti judulnya, karena menurut gua judul yang kemarin ga begitu ngaruh sama berjuang untuk SNMPTN. Jadi kita lanjut yah.

Akhir dari cerita gua adalah dimana nilai NEM gua yaitu 24,1 dan adalah NEM tertinggi ke-6 di sekolahan.

Oke langsung saja kita lanjutkan...

Jadi saat pengumuman kelulusan SD orang-orang pada nangis, gua jadi ikut tersendu-sendu. Ya mungkin dulu hype-nya masih tinggi.

Selepas SD, gua melanjutkan pendidikan gua dengan mendaftar di SMPN 2 Abepura. Alasan gua pilih SMP ini adalah cukup banyak temen main gua yang lanjut juga di SMP ini.

SMP ini bukan yang terbaik di Jayapura, tapi masih agak lumayan. SMP ini juga deket ke mall jadi bisa main-main dulu sebelum pulang. Karena jarak yang terhitung jauh dari rumah, gua ga jalan kaki.

Gua naik taksi buat pulang pergi. "Hedon banget kak naik taksi!", jadi begini teman-teman. Di Jayapura, angkot itu biasa disebut taksi. Dan taksi itu biasa disebut taksi. Watde.. ah sudahlah.

Nah hal yang unik dari "taksi" disini adalah perawatan. Berbeda dengan di pulau Jawa yang rata-rata kacau mobilnya. Disini dibuat senyaman mungkin. Jok ganti, sound system ganti, lampu led (sudah RGB!), velg ganti. Sadis. Selain itu pengaturan tempat duduk angkot di Jayapura berbeda. Dia kursinya menghadap ke depan semua. Jadi ada celah buat masuk penumpang di sebelah kiri.

Back to topic, nah ada kabar menyenangkan juga dari uang jajan gua. Dulu SD kelas 6 seinget gua uang jajan masih 2000 perak dah. Pas SMP naik langsung 15 ribu. Alhamdulillah.

Eh masih OOT, lanjut ke topik lagi jadi pokoknya setelah gua mendaftar dan diterima (panjang banget antrian buat daftar di SMP ini). Ya mulai banyak lah perkenalan dengan teman-teman. Lalu masuk ospek nametag dituker sama cewek terus disuruh nyari, bawa-bawa tanaman buat sekolah, bawa ember ke sekolah. Masih jaman perploncoan tuh wkwk.

Buku, seragam, dan lain-lain sudah dibayar. Dan mulailah kegiatan pembelajaran disekolah.

Tapi sebulan kemudian, ternyata ayah gua daftar beasiswa S2 ga ngomong-ngomong dan lolos. Akhirnya chaos karena mendadak dan minggu depannya kami akan pindah.

Ya jujur gua agak terkedjoet karena gua rasa udah nyaman sama temen disini. Baik temen di komplek maupun di sekolah. Tapi apadaya, gua harus ikut karena ga mungkin ditinggal di Jayapura.

Bayangin sekolah sebulan, baru aja mau deket sama temen-temen eh pindah tiba-tiba.

Nanti mungkin akan gua kasih tau di artikel lain hal-hal yang gabisa gua nikmatin dibanding mayoritas kalian.

Yaudah mungkin gua buat ini sebagai part 1 dulu. Part 2 nya akan gua buat secepat mungkin. Saat gua ada waktu senggang dan pengen berbagi pengalaman.

Semoga menginspirasi dan tercerahkan!


2 komentar:

Perjuangan Lolos SNMPTN Tidak Semudah Itu - SD


Hello hello bandung, kali ini gua bakal lanjutin lagi cerita pengalaman gua setelah beberapa artikel terakhir berisi tentang ITB.

Jadi mungkin kalian udah baca cerita gua kenapa bisa kepikiran masuk ITB, linknya disini -> http://myitbadventure.blogspot.com/2017/04/kepikiran-masuk-itb.html. Nah mungkin di beberapa cerita gua terasa seperti semuanya berjalan dengan mulus dan mudah. Maka dari itu kali ini akan gua ceritakan gimana gua melewati masa-masa sulit untuk mendapatkan warna hijau di seleksi SNMPTN. Cerita ini akan gua mulai dari gua SD.

Jadi sejak kecil gua udah pernah ngerasain jaman susah saat kemana-mana naik motor bonceng 4 sampai sekarang yang Alhamdulillah berkecukupan.

Sejak TK sampai SD gua pergi ke sekolah jalan kaki, jarang banget diantar. Wajar sih, gua sebagai anak pertama dan cuma punya kesempatan 4 tahun untuk menjadi prioritas utama sebelum adik gua lahir. Makanya gua harus sedikit mandiri sejak kecil.

Saat gua TK, gua ambis banget. Terutama pelajaran matematika, dulu gua selalu minta PR kalau gaada dan nambahin PR sendiri kalo ngerasa kurang. Tapi gua tetep main sebagaimana anak-anak lainnya cuma bedanya kalo gua selalu tidur siang.

Alhamdulillah dulu atau mungkin sampe sekarang gua agak pendiam, jadi waktu gua kecil selalu nurut ortu dan jarang menyusahkan. Beda dengan adik ke-2 dan ke-3 gua sekarang yang kadang suka ngambek dan beli apa-apa pasti diturutin.

Saat SD gua kelas 1-2 gua ga se-rajin TK. Alasannya karena temen TK dan main gua masuk kedalam sekolah yang sama, jadi lebih sering mainnya. Kelas 2 semester genap lebih beberapa bulan, ternyata ayah gua dipindah tugaskan. Wajar saat itu masih perwira pertama jadi harus banyak cari pengalaman. Ada 2 kemungkinan saat itu, antara ke Banda Aceh atau Jayapura. Dan dapat surat perintah untuk ke Jayapura.

Gua inget bulan september tahun 2004 kami pindah, ibu gua sedih banget. Ya, jaman dulu atau mungkin sampai sekarang pandangan orang tentang Jayapura adalah jauh tertinggal. Padahal nyatanya tidak jauh berbeda dengan kota kecil di pulau Jawa.

Kami pindah naik kapal laut, butuh 5-7 hari untuk sampai ke Jayapura. Pesawat mahal cuy dulu wkwk. Sampai disana langsung diantar ke mess. Ya, mess bukan rumah dinas! Bentuknya kaya kos-kosan dan kami hanya mengisi satu kamar. Sebab saat itu ada sepertinya ada sedikit masalah terkait penugasan ayah.

Selama kurang lebih 3 bulan kami tinggal disana. Aku pun lanjut bersekolah disana, 3 bulan dan dapat ranking 7. Hoki uga. Sekolah ini menurut gua lebih bagus karena ada pelajaran Bahasa Inggris, masa SD gua yang di bandung malah gaada pelajaran Bahasa Inggris nya wkwk.

Oiya ada hikmah dibalik pindahan ke Jayapura. Ternyata Desember 2004, Aceh terkena bencana gempa dan tsunami. Ya, setelah kejadian itu ibuku langsung bersyukur. Ia jadi lebih yakin bahwa Allah sudah mengatur semuanya.

Setelah 3 bulan di kamar sempit yang diisi 4 orang, akhirnya ayahku dipindahkan ke Sentani dan mendapat di rumah dinas. Letak rumah dinas berada di dalam batalyon. Banyak sekali peraturan di batalyon, mulai dari jam malam, harus berhenti ketika sirine berbunyi dan macam-macam lainnya.

Rumah dinas ini cukup besar, punya halaman depan cukup dan di halaman belakang ada pohon kedondong berukuran besar dan tinggi. Ada juga pohon coklat, rasa buahnya lumayan enak namun seinget gua gaada rasa coklat-coklatnya. Seberang rumah ada lapangan bola. Dan kantor ayah gua cuma 100m dari rumah.

SD gua cukup jauh dari rumah, mungkin sekitar 1,5 kilometer. Alhamdulillah disini selalu dapet ranking 1. SD Abeale 1 namanya, disini mainannya banyak yang tradisional. Ya walaupun di rumah gua tetep main PS2. Gua sering nyari ikan, main di selokan (bersih soalnya wkwk), gatrik (cari google kalo gatau), metikin buah (di halaman belakang ya bukan maling) dll. Ada minusnya yaitu SD ini sering tawuran.

Sekitar 1,5 tahun ayah gua dipindah ke Kodam XVII. Dan akhirnya tinggal di daerah Kotaraja. Kalo orang yang tau sekitar ini rumah gua di Bucen. Rumahnya lebih kecil, tapi lebih enak daerahnya.

Pindah SD lagi, dan lagi. Tapi ini yang terakhir hehe. SDN Kotaraja, dulu sempet jadi SD bertaraf internasional gatau karena kenapa wkwk. SD nya sebelahan sama SD Inpres. Jadi setengah2 gitu gedungnya ya tapi lumayan luas.

Di SD ini gua kenal temen yang jadi rival gua namanya Angga Danu. Dulu kalo sekelas ranking 1 nya ganti-gantian sama dia. SD ini gua rasa adalah SD paling banyak orang transmigrannya dibanding yang lain.

Oiya si Angga ini sekarang beda bidang sama gua. Dia di Hubungan Internasional UNPAR sekarang dan sangat aktif di organisasi kemasyarakatan. Mantap ga kaya gua wkwk.

Kalo bisa dibilang temen-temen yang masih gua inget waktu SD ya disini aja. Lupa euy SD sisanya hehe. Di SD ini juga gua pernah ikut lomba cerdas cermat se-Jayapura dan alhamdulillah juara 3. Modal baca atlas sama buku pelajaran.

Oiya, disini seriusan toleransinya oke punya. Walau ada kekurangan yaitu pura dan wihara hanya ada di beberapa tempat. Di komplek gua tinggal, tiap minggu ada pengajian namun ada juga ibadah bagi yang nasrani. Rumah gua juga lebih deket ke gereja daripada masjid. Tapi jarang-jarang ke gereja sih wkwk.

Ada pengalaman mencekam pernah gua alami juga disini. Yaitu saat OPM sedang gencar-gencarnya. Waktu gua berangkat ke sekolah, akhirnya pada dipulangkan. Soalnya di depan sekolah udah dijaga oknum orang Papua yang bawa busur dan panah.

Hoax-hoax pun muncul, ibu gua langsung packing barang berharga karena takut rumah di bom. Mall dan supermarket pun pada tutup. Berita penembakan di daerah sekitar masuk tv dan lain-lain. Paling khawatir adalah isu bahwa mobil tentara di sweeping, karena ayah gua ke kantor pake mobil dinas dan saat itu hari hampir malam dan belum pulang. Untungnya ga kenapa-napa, dan memang cerita ayah gua jalanin sepi bet.

Kekurangan gua di SD ini adalah gua gatau kalo UN itu berguna. Gua pikir UN itu semacam ulangan harian. Dan alhasil NEM gua 24,1. Yang nantinya bakal jadi beban saat gua kembali ke pulau Jawa.

Bisa diliat kalo alur hidup gua ga selancar itu kan?

Segitu dulu ya cerita pengalaman gua selama TK-SD. Sebenernya banyak cerita-cerita lain yang masih teringat di kepala. Tapi gua rasa cerita diatas udah cukup menggambarkan apa yang ingin gua sampaikan. Tunggu cerita selanjutnya ya!

4 komentar: